Postingan

Koneksi Antar Materi Tugas CGP

3.1.a.9 Koneksi Antar Materi, Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Terdapat 3 unsur penting pada Pratap Triloka yaitu :  1) Ing ngarsa sung tulada:Seorang pemimpin (guru) dalam mengambil keputusan sebaiknya penuh analisis dan berbagai pertimbangan karena akan menjadi tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya (murid)  2) Ing madya mangun karsa: Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan hendaknya dapat mempertimbangkan kemauan dan semangat bagi orang yang dipimpinnya. dan  3) Tut wuri handayani: seorang pemimpin (guru) dalam mengambil keputusan hendaknya mampu memberikan dukungan fisik dan dukungan moral dari belakang agar keputusan yang diambil tepat. ● Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nila

Kesepakatan kelas

Gambar
Interaksi Guru dan Murid Dalam Membuat Kesepakatan Kelas Kesepakatan Kelas SDN 30 Sumpang Bita CGP Kab.Pangkep Sulawesi Selatan Mungkin kata "kesepakatan kelas" baru bagi kita sebagai seorang guru.Yang biasa kita dengar adalah peraturan kelas atau tata tertib. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesepakatan adalah suatu hal yang disepakati. Sedangkan kelas adalah ruang tempat belajar atau menempuh pendidikan di sekolah. Menurut Rr. Sri Noviani Wulandari dalam Kereta Api Kesepakatan Kelas (Buku Guru Belajar Edisi Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu – Inovasi) (2019), kesepakatan kelas ditujukan untuk meraih tujuan bersama. Mengapa kesepakatan? Dimulai dari sebuah keyakinan untuk mendukung motivasi intrinsik, dimana nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan. Berawal dari sebuah keyakinan kelas,maka menggerakkan para anggota komunitas kelas untuk membuat sebuah kesepakatan antara guru dengan muri

Ibu-ibu Rempong Mencoba Menulis

Bakat menulis sebenarnya sudah ada dari kecil, waktu itu masih zaman no gadget, no facebook, no instagram, no like, pokoknya yg online-online gitu de!Kita bisa berbagi cerita dengan menulis di buku Diary, suka duka yang kita alami dituangkan de dalam buku diary yang menjadi teman setia dan bisa jadi pendengar setia dan bisa menjadi saksi bisu. Satu lagi, biasanya kita juga berbagi cerita dengan sahabat pena yang nun jauh disana. Ini semua mengharuskan kita untuk merangkai kata demi kata hingga terdengar indah dan romantis.....pokoknya alay de😆 Minat akan menulis timbul tenggelam, sering buat puisi, cerita, kisah. Tapi hanya diatas kertas saja tanpa pernah dipublikasikan. Maklum kurang pe-de. Akhirnya setelah menjadi guru, dengan seabrek tugas - tugas ditambah lagi tugas kuliah tugas sebagai ibu-ibu rempong, minat menulis yang tadinya timbul tenggelam, sekarang tambah tenggelam de ke dasar - dasarnya.  Melihat teman - teman guru yang menghasilkan buku yang bisa bermanfaat membuat keing